Categories
Seni Budaya

Tari Seudati (Sejarah, Ciri Khas, Gerakan dan Pakaian Penari)

Tari Seudati – Aceh, negeri yang dikenal dengan negeri “Serambi Mekkah” ini terkenal akan kebudayaannya yang Islami.

Hal ini ini karena Aceh merupakan pintu masuknya Islam ke wilayah Nusantara sehingga kebudayaan Islam sangat kental disana.

Salah satu aspek yang paling kental dengan nuansa Islami adalah tarian tradisional Aceh.

Tarian menjadi salah satu media yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Aceh.

Untuk lebih mengenal tarian ini, berikut beberapa uraian singkat mengenai Tari Seudati.


Sejarah Tari Seudati


id.wikipedia.org

Tari seudati mulanya tumbuh di desa Gigieng, yaitu sebuah desa di Kabupaten Pidie.

Konon, tarian ini sudah ada sejak dahulu kala dimana tarian ini disebut dengan ratoh atau ratoih.

Seudati termasuk dalam tarian suka yang awalnya digunakan sebagai tari pembuka pada acara sabung ayam dan digunakan untuk menyambut malam bulan purnama dimana masa panen telah tiba.

Dalam pementasan, biasanya didalam tarian terdapat suatu alur cerita yang menceritakan kisah-kisah suka cita yang tercermin dari gerakan-gerakan tarian seudati dan narator yang dibawakan dalam bahasa setempat yaitu bahasa Melayu dialek khas Aceh.

Namun, seiring dengan masuknya agama Islam di Aceh, tarian ini menjadi salah satu media penyebaran agama (dakwah) kepada masyarakat setempat.

Hal ini terlihat dari digunakannya beberapa istilah yang identik dengan agama Islam seperti kata Syeh yang berarti pemimpin, Syair yang berarti nyanyian dan saman yang berarti delapan.


Ciri Khas Tari Seudati


Tari Seudati memiliki ciri khas berupa kebersamaan, suasana tarian yang gembira, dan heroik.

Tarian ini tidak menggunakan alat musik seperti tarian tradisional lainnya yang membutuhkan alat musik untuk mengiringi tarian.

Sebagai gantinya, para penari yang akan menggantikan irama alat musik dengan cara menjentikan jari, menghentakan kaki, menepuk dada dan membawakan syair-syair yang dihaturkan oleh dua orang narator yang dikenal nama dengan Aneuk Syahi.

Syair-syair yang dibawakan oleh narator bertema keagamaan dan terkadang memberikan informasi terkini mengenai pembangunan di Propinsi Aceh.

Penari Seudati

Penari Seudati dibawakan oleh penari pria berjumlah 7-8 penari. Kemudian 8 penari tersebut membawakan tokoh-tokoh seperti :

a. Syeikh (pimpinan)
b. Apet (wakil)
c. Apet bak (Anggota ahli)
d. Apet Sak ( Anngota ahli)
e. Apet Uneun (Anggota biasa)
f. Apet wie (Anggota biasa)
g. Apet Wie abeh (Anggota biasa), dan
h. Apet Unuen abeh (Anggota biasa)

Ragam Gerak Tari Seudati

Seperti yang telah dijelaskan, tari seudati sangat mengandalkan gerakan tubuh para penarinya dimana pada permulaan tarian dilakukan dengan tempo yang lambat.

Namun, lama-kelamaan, tempo gerakan tarian ini akan semakin cepat mengikuti ritme irama yang disuarakan oleh para penari.

Gerakan-gerakan yang ada pada tarian ini adalah gerakan tangan yaitu meliputi gerakan melakukan ketipan jari (Ketrep jaroe), gerakan Tepukan dada (dhiet), gerakan jerak tangan.

Selanjutnya tarian ini juga terdapat gerakan kaki seperti gerakan hentakan kaki yang disesuaikan dengan irama yang dibuat oleh para penari.

Gerakan-gerakan tersebut harus dilakukan dengan kompak dan selaras antara gerakan tangan dan gerakan kaki.

Gerakan tari Seudati dari awal sampai akhir adalah diawali dengan gerakan Nyap, selanjutnya disambung dengan gerakan Langkah, gerakan Rheng, Lingiek/Asek, gerakan Keutheet, Dhiet, Ketrep Jaroe dan diakhiri dengan gerakan hentakan kaki.

Pakaian Penari

Para penari yang menarikan tarian ini menggunakan baju dan celana berwarna putih. Pemilihan warna putih didasarkan kepada arti warna putih yaitu melambangkan kesucian.

Atribut pelengkap lainnya adalah penari menggunakan ikat kepala yang berwarna merah yang melambangkan keberanian.


Nah, itulah beberapa ulasan mengenai tari seudati, tarian tradisional Aceh ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Originally posted 2020-12-29 05:46:54.

Categories
Seni Budaya

Tari Topeng Klana Khas Daerah Cirebon (Sejarah dan Musik)

Tari Topeng – Ragam budaya Indonesia sangatlah melimpah, salah satu diantaranya adalah seni tari tradisional yang pada tiap-tiap daerah memiliki ciri khas nya sendiri.

Seni tari tradisional digunakan sebagai media untuk mengekspresikan rasa keindahan dan kelembutan yang ada pada diri manusia.

Selain itu, seni tari juga memiliki fungsi lain. Yakni seperti mitos yang dapat berfungsi untuk menentukan perilaku atau norma dalam meneruskan adat istiadat dan nilai-nilai kebudayaan pada suatu daerah tertentu.

Tari Topeng Klana merupakan salah satu seni tari tradisional yang berasal dan sudah mengakar cukup lama di Cirebon, Jawa Barat.

Tari ini sudah lahir bahkan sejak berdirinya keraton Cirebon dan diwariskan secara turun-temurun oleh garis keturunan yang menciptakan tarian tersebut.


Sejarah Tari Topeng Klana


garudacitizen.com

Tari Topeng Klana adalah salah satu jenis tarian yang memiliki nuansa spiritual dimana di dalamnya terdapat nilai-nilai religius.

Nilai religius ini karena dikarenakan tarian ini dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat menciptakan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Menurut sejarah, tari topeng berasal dari kata “Taweng” dimana ini memiliki arti menutupi atau tertutupi.

Konon, tarian ini juga sudah ada sejak Kerajaan Majapahit dan sudah berkembang di kota Cirebon.

Dahulu digunakan sebagai media penyebaran agama Islam oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga di lingkungan keraton.

Adapun karakter-karakter yang ada pada tarian ini merupakan perwujudan dari watak manusia yang serakah, penuh amarah, ambisius dan sifat-sifat gelap lainnya yang secara alami ada pada diri manusia.

Klana, adalah salah satu karakter yang ada pada tari tersebut. Tokoh Klana seringkali diinterpretasikan dengan tokoh Rahwana atau Raksasa.

Tokoh ini pada tari topeng merupakan inti dari pertunjukan dimana tarian ini dimainkan dengan sangat gagah, kasar, ganas, dinamis, dan penuh nafsu.

Para dalang biasanya menyebut tokoh Rahwana dengan sebutan Menakjingga, yang digambarkan sebagai tokoh penuh murka.


Pertunjukan Tari Topeng Klana


Secara umum, bentuk topeng klana adalah memiliki hidung panjang, mata yang terbuka lebar (melotot), tidak memiliki gigi bawah, memiliki kumis dan rambut, dan menggunakan hiasan kepala (jamang).

Topeng klana ini terdiri dari beberapa jenis seperti barong (besar dan galak), golek (kecil tapi galak), drodos (besar, bodoh dan lucu), dan wringut (kecil dan kejam).

Namun biasanya yang paling diminati adalah jenis golek dan wringut.

Saat pementasan, Tari Topeng Klana memiliki empat gaya tarian yaitu Klana saja, Klena Dursasana, Klana Udeng, dan Klana Kiprahan.

Topeng Klana saja (Klana biasa) biasanya saat pementasan diiringi oleh lagu gonjing dan bertempo dodoan (pelan).

Klana Dursasana diiringi oleh lagu samarangan yaitu biasanya dicirikan dengan gerakan tangan dinaikkan keatas dan kepala yang menengadah yang menunjukkan sikap keangkuhan.

Klana Udeng memiliki ciri gerakan ragam rudat.

Pada Klana Udeng juga menggunakan ikat kepala dengan diiringi lagu dermayuan.

Dan terakhir adalah Klana Kiprahan dimana memiliki ciri khas banyak menggunakan ragam gerak yang berpindah tempat sembari menggerakkan tangan diatas dan diiringi lagu bendrong.

Alat Musik Pengiring Pertunjukan Tari

Seperti tarian-tarian tradisional lainnya, tari topeng Klana diiringi oleh alat musik saat pementasan.

Ada beberapa alat musik yang digunakan dalam mengiringi tarian ini yaitu

  • satu pangkon saron,
  • satu pangkon bonang,
  • tiga buah gong (Kiwul, Sabet, dan Telon),
  • satu pangkon titil,
  • satu pangkon kenong,
  • dua buah kemanak,
  • satu pangon jengglong,
  • satu pangkon ketuk,
  • seperangkat alat kendang (ketiping, kepyang dan gendung)
  • satu pangkon klenang,
  • dan seperangkat alat krecek.

Perpaduan dari beberapa alat musik ini menghasilkan irama musik yang khas dan membuat tari topeng Klana menjadi lebih menarik dan meriah.

Sehingga akan membuat penonton terbawa kedalam suasana pentas.


Itulah beberapa ulasan mengenai Tari Topeng Klana, yaitu salah satu Tari Topeng yang berkembang di Cirebon, Jawa Barat.

Semoga bisa menambah wawasan kita bersama dan membuat kita semakin mencintai budaya lokal kita

Originally posted 2020-12-29 05:28:47.

Categories
Seni Budaya

Tari Merak (Sejarah, Ciri Khas dan Gerakannya)

Tari Merak – Halo sahabat kumpulan ilmu!! Kali ini kita akan mengulas salah kesenian Indonesia yang cukup terkenal dari daerah Jawa Barat.

Selain budaya tradisional, Indonesia juga kaya akan budaya modern yang tentu saja menarik untuk dipelajari juga.

Jika Jaipong khas dengan keunikan gerakannya yang energik dan ceria karena perpaduan dari Seni Wayang Golek, Ketuk Tilu, dan Pencak Silat.

Terbentuk menjadi tari tradisional yang menarik untuk ditonton karena ciri khas gerak tariannya seolah mengekspresikan kehidupan seekor burung.

Tari ini dikenal dengan sebutan “Tari Merak” karena gerakannya yang terinspirasi dari tingkah laku burung Merak.

Sebagaimana kita ketahui, burung merak merupakan salah satu burung yang sangat menawan karena bulunya yang indah. Hal inilah yang membangkitkan ketertarikan dan rasa penasaran.

Tari Merak juga sudah dikenal hingga ke mancanegara. Tarian ini sempat ikut serta dalam kancah internasional pada acara Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung dan acara Expo di Amerika Serikat.

Tarian ini tidak mengandung tarian tradisional rakyat ataupun tradisional klasik. Termasuk salah satu jenis tarian modern (kontemporer).

Maksudnya adalah gerakan yang ada pada tarian merak ini diciptakan dengan bebas menggunakan kreasi sendiri.

Bagi masyarakat Jawa Barat, tarian modern ini merupakan tarian kebanggaan nasional mereka.


Sejarah Singkat Tari Merak


keluyuran.com

Tari merak berasal dari daerah bumi Pasundan. Pada tahun 1950-an seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Soemantri menciptakan sebuah gerakan tari.

Tarian ini pun mulai dikenal masyarakat setelah pertama kali dipertunjukkan di Gedung Schouwburg Concordia (Gedung Merdeka) dalam acara Konferensi Asia Afrika pertama di era presiden Soekarno.

Sesuai dengan namanya, tari merak memang merupakan implementasi dari kehidupan burung merak.

Gerakan tarinya menggambarkan tingkah laku burung Merak Jantan saat ingin memikat burung merak betina.


Ciri khas dan Gerak Tari Merak


antarafoto.com

Lagi-lagi sesuai dengan namanya, kostum atau motif busana yang digunakan penari pun menyerupai bentuk dan bulu merak yang asli.

Kostum ini juga disertai dengan sepasang sayap yang mirip ekor burung merak yang sedang dikembangkan. Penari juga memakai hiasan kepala berupa mahkota yang melambangkan kepala Merak.

Gerakan pada tarian ini sangatlah gemulai, sangat mirip dengan tingkah laku burung merak jantan yang sedang memikat burung betina.

Tarian ini dilakukan secara berpasangan, ada yang berperan sebagai merak jantan dan merak betina.

Sambil diiringi musik para penari menggerakkan tubuhnya dengan gemulai layaknya seekor burung merak.

Gerakan yang dibawakan penari terlihat sangat mempesona hingga mampu membuat suasana pertunjukan menjadi ceria dan istimewa.

Tidak heran mengapa tarian ini bisa sampai ke kancah internasional dan masih sering ditampilkan pada acara tingkat nasional maupun internasional sampai saat ini.

Tari Merak biasanya ditampilkan pada acara-acara penyambutan, seperti pada acara pernikahan atau acara resmi kenegaraan.

Selain itu, tari merak juga banyak ditampilkan pada event-event nasional/internasional atau festival budaya.

Perubahan Tari Merak

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1965 tarian ini mengalami perubahan dari gerakan asli ciptaan R. Tjetjep Soemantri yang dimodifikasi seniman lain bernama Dra. Irawati Durban Arjon.

Kemudian direvisi kembali pada tahun 1985, selama sekitar 20 tahun. Kemudian tahun 1993 tari Merak diajarkan kepada Romanita Santoso.

Ditetapkan Sebagai Ikon Jawa Barat

Tahun 2015 diadakan festival tari merak untuk memperingati 50 tahun usia tarian ini sekaligus dideklarasikan sebagai “ikon Jawa Barat”.

Dengan diadakannya acara ini, semakin mempertegas tarian ini sebagai tarian asli dan hak milik Indonesia sebagai upaya menghindari pengambil alihan oleh negara lain.

Dalam waktu bersamaan seniman Bali menciptakan tari manuk rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan tari merak.

Selain itu acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti kontes fotografi, seminar dan acara seru lainnya.

Acara ini ternyata sangat efektif dalam upaya melestarikan kesenian daerah Jawa Barat.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya unsur kebudayaan dan keseniannya.

Tidak sedikit warga asing yang terpikat oleh Indonesia karena kekayaan budayanya yang sangat beragam.

Bahkan tidak jarang fenomena perebutan hak milik kebudayaan terjadi antara Indonesia dengan negara serumpun.

Seperti kesenian baju batik yang sempat diaku-aku oleh negara tetangga.

Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang cinta negerinya dan segala yang dimiliki negeri ini patut turut serta dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.


Demikian pembahasan kita kali ini, sampai ketemu di artikel berikutnya!

Originally posted 2020-12-29 05:17:21.

Categories
Seni Budaya

Tari Barong (Sejarah, Kostum dan Musik Pengiringnya)

Tari Barong – Bali merupakan wajah pariwisata Indonesia, hal ini karena ada begitu banyak hal istimewa yang dapat menarik perhatian para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Selain memiliki wisata alam yang bagus, seni tari tradisional bali juga sangat diminati oleh wisatawan khususnya wisatawan mancanegara.

Banyak wisata mancanegara yang sengaja datang ke Bali hanya untuk melihat pertunjukan tarian tradisional Bali yang masih memiliki nuansa religius dan aura mistis.

Oleh sebab itu, pemerintah Bali sangat concern terhadap pelestarian budaya tradisional mereka, tak terkecuali tarian tradisional Bali.

Tari Barong adalah tarian tradisional Bali yang sudah berkembang lama di Bali.

Dari sekian banyak tarian tradisional di Bali tarian ini menjadi salah satu tarian yang paling diminati oleh para wisatawan.

Bagi masyarakat Bali, tarian adalah media yang digunakan untuk mengekspresikan diri, interaksi lingkungan sosial, dan nilai-nilai keagamaan.

Untuk lebih mengenal tari Barong, berikut ini beberapa penjelasan mengenai tarian ini.


Sekilas Tentang Sejarah Tari Barong


wisatabaru.com

Pada zaman dahulu, tari barong merupakan salah satu jenis tarian sakral yang dipentaskan pada acara-acara upacara keagamaan yang disesuaikan berdasarkan keperluannya.

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, barong merupakan perwujudan dari Sang Hyang Tri Murti (Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa), yaitu dewa yang dipuja dan disakralkan oleh masyarakat.

Karena khusus ditampilkan pada acara-acara keagamaan, maka tarian ini dulunya sangat bernilai religi dan sakral.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini sudah mengalami modifikasi dan sering dipentaskan pada acara-acara lain sebagai hiburan masyarakat serta digunakan sebagai promosi pariwisata Bali kepada turis lokal dan mancanegara.

Dan ini berhasil menarik perhatian wisatawan sehingga meningkatkan pariwisata Bali.

Saat ini, wisatawan dapat menikmati pementasan tari barong dengan bebas sebagai seni pertunjukan sekaligus dapat merasakan langsung nuansa religius dan magis dalam satu pertunjukan.

Isi dari pementasan tari barong adalah menceritakan mengenai pertarungan antara kebajikan dan kebatilan.

Barong sendiri merupakan sebuah binatang mitologi yang memiliki kekuatan mahadahsyat dan melambangkan kebajikan.

Sementara binatang mitologi yang melambangkan kebatilan disebut “Rangda”.


Ciri Khas Tari Barong


Kostum Tari Barong

Dalam pementasannya, penari mengenakan pakaian dan topeng yang menggambarkan hewan mitologi tersebut.

Berdasarkan jenisnya, tari barong ditampilkan dalam beberapa jenis yaitu barong ket, barong gajah, barong asu, barong landung, barong macan, barong kedingkling, dan barong macan.

Kostum yang digunakan pada tarian ini disesuaikan dengan jenis tarian barong mana yang akan ditampilkan.

Jenis tarian yang sering ditampilkan kepada wisatawan adalah “Barong Ket”.

Pemilihan jenis barong ket disebabkan oleh kelengkapan perlengkapan pada tarian ini baik dari segi kostum dan kelengkapan cerita.

Pada barong ket, penari menggunakan perpaduan kostum antara singa, harimau, dan lembu.

Kostum ini nantinya saat pementasan akan digunakan oleh dua orang penari dimana bentuknya hampir mirip dengan pementasan tari barongsai, hanya saja dengan kostum yang berbeda.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam tarian barong terdapat sebuah cerita tradisional yang diselipkan.

Cerita tersebut menggambarkan mengenai pertarungan abadi antara kebaikan dan kejahatan.

Agar tidak monoton, biasanya cerita dalam tarian barong ini diselipkan unsur-unsur humor yang bertujuan agar penonton terhibur namun masih tetap mempertahankan nilai-nilai kebaikan yang ingin disampaikan.

Musik Pengiring

Seperti jenis tarian lainnya, tari barong juga diiringi oleh alat musik. Saat pementasan, tarian ini diiringi oleh alat musik gamelan Bali, dimana suasana mistis akan terasa sangat kental.

Hal ini memang sengaja dilakukan agar penonton dapat merasakan dan dapat memahami makna cerita yang ingin disampaikan oleh penari.

Selain itu, hawa mistis tersebut juga didukung oleh kostum dan topeng yang digunakan oleh penari barong tersebut.

Kostum dan topeng tersebut dibuat dengan bahan khusus yaitu berupa kayu-kayu yang sudah tua dan dikeramatkan oleh masyarakat bali.

Sehingga, meskipun tari barong dipentaskan di tempat umum dan sudah dimodifikasi sedemikian rupa, namun suasana mistis masih sangat terasa.


Nah, itulah ulasan mengenai tari tradisional Barong yang berasal dari Bali. Semoga bisa menambah kecintaan kita terhadap budaya lokal kita.

Originally posted 2020-12-29 04:28:33.

Categories
Seni Budaya

Tari Zapin (Sejarah, Gerakan dan Busananya Lengkap)

Sekilas, jika dilihat dari nama tarian ini maka kita pasti sudah menduga bahwa tarian ini berasal dari bumi Melayu.

Ya, tari zapin merupakan salah satu tarian melayu tepatnya berasal dari daerah Riau.

Tradisi melayu memang sangat terlihat pada setiap aspek tari zapin ini dimulai dari pakaian yang digunakan saat menari, alunan musik yang mengiringi tarian, dan gerakan-gerakan yang digunakan pada tarian ini.


Sekilas Tentang Sejarah Tari Zapin


goodnewsfromindonesia.id

Tarian khas Riau ini merupakan hasil dari pencampuran dua kebudayaan yaitu kebudayaan melayu Riau dan kebudayaan Arab.

Konon, banyak orang-orang Arab yang datang untuk berdagang di daerah Riau dan menetap dalam waktu yang cukup lama sehingga terjadilah perpaduan antara kedua budaya ini.

Menurut sejarah, tari zapin berasal dari Kesultanan Yaman Timur. Tari zapin berasal dari bahasa Arab yaitu “Zafn” yang artinya “gerak cepat”.

Tarian ini tidak dipentaskan untuk khalayak umum, namun hanya untuk orang-orang istana.

Masuknya tari zapin ke daerah Riau Indonesia merupakan hasil pertukaran budaya yang dibawa oleh para saudagar bangsa Arab yang ingin berdagang di daerah Riau pada awal abad ke-16.

Tarian ini diperkenalkan kepada masyarakat setempat yaitu disekitar daerah selat Malaka, termasuk masyarakat Riau.

Lama-kelamaan, tarian ini mengalami penyesuaian dengan adat setempat yaitu adat masyarakat Riau.

Tari zapin cukup digemari oleh khalayak luas sehingga menyebabkan tarian ini sangat terkenal hingga di seluruh wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Tidak hanya itu, kepopuleran tarian ini juga sampai ke negeri tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.

Kepopuleran tari zapin hingga ke mancanegara tentu saja berkat orang-orang Melayu Riau yang memperkenalkan budaya ini hingga keluar negeri.

Gerakan Tari Zapin

Sesuai dengan arti namanya yaitu “gerak cepat”, tarian ini berpusat pada gerakan kaki yang merentak.

Rentak merupakan ciri khas dari tarian melayu yaitu suatu motif irama tertentu yang mendasari motif gerak tertentu.

Rentak sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu rentak cepat, rentak sedang dan rentak lambat.

Tarian ini dibawakan oleh penari pria dan penari wanita dimana keduanya sama-sama memiliki gerakan yang sama kecuali pada bagian gerakan tangan.

Menurut sejarah gerakan tari zapin terinspirasi dari kegiatan manusia dengan alam di sekitarnya. Berikut ini merupakan jenis-jenis ragam gerakan tari zapin:

  • Tahto 1 : yaitu gerakan yang mencerminkan sikap rendah diri dan menghargai orang lain. Gerakan ini muncul pada bagian awal tari.
  • Tahto 2 : yaitu gerakan yang juga mencerminkan sikap rendah diri namun dilakukan setelah gerakan tahto 1. Gerakan ini muncul pada bagian awal dan akhir tarian.
  • Tahto 3 : gerakan ini masih sama dengan gerakan sebelumnya, yaitu mencerminkan sikap rendah dan dilakukan setelah gerakan tahto 2.
  • Bebas : gerakan ini ditampilkan disela-sela gerakan lainnya.
  • Shut : gerakan ini mencerminkan keseimbangan sikap sabar dan adil. Gerakan ini dilakukan setelah gerakan bebas.
  • Siku keluang : gerakan ini mencerminkan proses kehidupan yang dinamis. Gerakan ini dilakukan setelah gerakan bebas yang sebelumnya didahului gerakan Shut.
  • Mata Angin : gerakan ini dilakukan setelah gerakan bebas 1 kali yang sebelumnya dilakukan gerakan Siku Keluang
  • Titik Batang : gerakan ini memiliki makna filosofis beruapa keteguhan hati dan keterampilan manusia dalam menghadapi cobaan kehidupan. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali setelah gerak bebas yang sebelumnya didahului gerak mata angin.

Busana Penari Zapin

riaumagz.com

Para penari zapin biasanya menggunakan pakaian yang menarik dan dan berwarna cerah seperti warna biru, kuning, hijau dan merah.

Penari pria menggunakan pakaian adat Melayu yaitu berupa baju atasan yang disebut dengan baju kurung, dan bawahan berupa seluar.

Kemudian dilengkapi dengan cekak musang, plekat songket, bros, dan kopiah.

Sementara, penari wanita menggunakan baju kurung labuh, kain songkat, kain samping, tudung manto, anting-anting, kalung, sanggul, hiasan kembang goyang, conget, dan lipat pandan.


Demikian penjelasan kami mengenai Tari Zapin. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Originally posted 2020-12-29 03:26:07.