Categories
Seni Budaya

7 Kisah Menarik Dibalik Tarian Adat Kalimantan Timur

Apa yang terbersit pertama kali di benak kalian saat mendengar tentang tarian adat Kalimantan Timur? Daerah dimana suku Dayak berasal ini memiliki banyak sekali jenis tarian adat lho.

Masing-masing tarian memiliki latar belakang kisah, tujuan, dan fungsinya masing-masing.

Ada yang berfungsi untuk mengobati gejala penyakit dan ada pula yang berlatarkan kisah cinta. Berikut ulasan menariknya:


Kisah Dibalik Tarian Adat Kalimantan Timur


1. Tarian Adat Kuyang

Tarian Adat Kalimantan Timur
ragamseni.com

Mendengar namanya saja sudah merinding ya, memang benar tarian ini ada kaitannya dengan hal yang berbau makhluk halus.

Menjadi salah satu kepercayaan masyarakat suku Dayak bahwa makhluk halus (kuyang) banyak mendiami pohon-pohon besar dan tinggi.

Tarian yang diajarkan turun temurun ini dijadikan sebagai bentuk ritual untuk mengusir makhluk halus tersebut agar tidak mengganggu manusia, terutama ketika tiba saatnya pohon tersebut harus ditebang.

Hingga kini suku Dayak mempercayai tarian yang berupa ritual ini diyakini ampuh mengusir para kuyang dari tempat bernaungnya.

2. Tari Kancet Ledo

Disebut juga sebagai tari gong, karena menjadi salah satu properti yang dipakai saat menari.

Baju yang dipakai saat menari adalah busana adat Dayak Kenyah yang memiliki corak khas dan hiasan berupa manik-manikicerah.

Tari Kancet Ledo merupakan bentuk kesenian yang menggambarkan karakter wanita Dayak yang lembut, pandai, dan elok di pandang.

Diiringi alat musik Sapeq, para wanita akan mengekspresikan dirinya lewat gerakan lemah gemulai dan penuh keseimbangan.

Kenapa seimbang? Karena pada tarian ini dilakukan di atas gong, sehingga penari harus bisa menyeimbangkan lenggak-lenggoknya tariannya agar tidak terjatuh.

3. Tari Ganjur

Ganjur merupakan gada kayu berlapis kain yang dijadikan properti saat membawakan tarian.

Properti ini dimainkan oleh penari pria secara berpasangan. Sedangkan para penari wanita menggunakan properti kipas.

Tarian ini berasal dari Kutai Kertanegara dan dahulu sering dimainkan oleh pria dan wanita yang berasal dari keluarga keraton Kutai.

Kini semakin populer, tari ganjur selalu dijadikan sebagai tari penyambut tamu agung.

Selain itu tarian ini juga menjadi persembahan penting yang harus ditampilkan pada rangkaian Festival Erau, yang disebut sebagai ritual berpelas.

Bahkan tari ganjur juga digunakan sebagai tari persembahan dalam setiap upacara penobatan Sultan Kutai.

4. Tarian Adat Leleng

Terdapat kisah yang melegenda dibalik terciptanya tarian ini. Kata “leleng” yang berarti berputar-putar merupakan gambaran perasaan seorang gadis yatim bernama Utan Along.

Tanpa sengaja gerakan berputar-putar dan mondar-mandir yang dilakukannya di dalam hutan karena bimbang menjadi inspirasi seniman untuk membuat sebuah tarian.

Sambil mendendangkan nyanyian leleng, Utan Along mengungkapkan kesedihannya menanti sang kekasih yang tak kunjung kembali.

Sedangkan keluarganya berencana akan menjodohkan Utan Along dengan lelaki lain yang tak ia cintai.

Lalu bagaimana kelanjutan kisah cinta Utan Along? Apakah ia menerima pinangan laki-laki lain dan akhirnya menikah?

Kalau kamu berkesempatan berkunjung ke Kalimantan Timur, sempatkan untuk menyaksikan tarian ini agar tahu kelanjutan kisah Utan Along.

5. Tarian Adat Serumpai

tarian adat kalimantan timur
blogkulo.com

Serumpai merupakan alat musik tradisional yang mengiringi gerakan tarian ini. Berupa sejenis suling bambu khas dari Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

Hingga kini tarian serumpai dipercaya oleh Suku Benuaq mampu menyembuhkan seseorang yang digigit anjing gila.

6. Tari Papatai

Masyarakat asli Kaltim menyebutnya dengan Kancet Papatay, sebuah tarian yang menggambarkan tentang kegagahan dan keberanian pria dari Suku Dayak di medan perang.

Gabungan dari seni tari dan drama ini menampilkan gerakan yang lincah dan akrobatik.

Setiap penari harus menampilkan gerakan lincah, gesit, dan penuh semangat agar seni perang dalam tarian tersebut tersampaikan dengan baik.

7. Tarian Adat Monong

viralisata.blogspot.com

Tari monong merupakan satu lagi jenis tarian adat Kalimantan timur yang dipercaya dapat mengobati gejala penyakit.

Jika tari serumpai bertujuan untuk mengobati seseorang dari gigitan anjing gila, maka tari monong diyakini dapat menangkal dan menyembuhkan penyakit dalam.

Diiringi jampi-jampi, saat menari sang penari akan komat-kamit layaknya seorang dukun yang sedang membacakan mantra.


Sudah pernah menyaksikan ketujuh jenis tarian di atas?

Categories
Seni Budaya

Tarian Tradisional Indonesia (Pengertian, Jenis dan Contohnya)

Bicara tentang tarian tradisional, Indonesia sangat kaya dengan tarian setiap daerahnya yang beragam.

Mulai dari Sabang dengan Tari Saman dari Aceh, Tari Serimpi dari Yogyakarta, hingga Merauke dengan Tari Polo Palo asal Gorontalo dan Tari Kabokang dari NTT.

Tapi, tahukah kamu apa yang dimaksud dengan tarian tradisional itu?

Tari menurut Soedarsono adalah ekspresi jiwa yang digunakan oleh manusia dalam bentuk gerakan yang indah dan ritmis.

Sementara menurut M. Jazuli, tari merupakan sebuah gerak tubuh yang sangat selaras dan seirama dengan musik yang biasa dipakai untuk mengatakan suatu maksud dan tujuan tertentu.

Kata tradisional berasal dari kata tradisi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan oleh masyarakat.

Penilaian oleh masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.

Tradisional dalam M. Abed Al Jabiri: 2000 adalah segala sesuatu yang diwarisi manusia dari orang tuanya, baik itu yang jabatan, harta pusaka maupun keningratan.


Jenis-Jenis Tarian Tradisional


flickr.com

Berdasarkan penjelasan di atas, tarian tradisional adalah warisan budaya berupa tarian yang berkembang di suatu daerah tertentu.

Didasarkan pada adat istiadat atau kebiasaan secara turun menurun yang dianut oleh masyarakat di daerah tersebut.

Ada juga yang menyebutkan tari tradisional adalah tarian yang berasal dari masyarakat daerah tersebut yang sudah turun-temurun dan menjadi budaya masyarakat tersebut.

Tari tradisional adalah semua jenis tarian yang sudah melewati perjalanan panjang sejarah cukup lama.

Berdasarkan nilai artistiknya, tari tradisional terbagi menjadi 3:

1. Tari Rakyat

Tari rakyat merupakan tarian yang tumbuh di kalangan rakyat dan tentu saja diciptakan oleh masyarakat itu sendiri.

Tarian rakyat di Indonesia sangat beragam, tumbuh berdasarkan letak geografisnya, seperti daerah pegunungan dan pesisir pantai.

Hal ini yang membedakan bentuk dan dinamika tariannya.

Ciri khas tari ini pada umumnya adalah nuansa sosial, menggambarkan adat dan kebiasaan masyarakat, serta memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana.

Iringan tari rakyat banyak menggunakan alat-alat musik tradisional yang terbuat dari kulit, kayu, bambu, dan besi.

Misalnya, gamelan jawa, angklung, dan gambang kromong.

Tarian rakyat biasanya sarat akan nilai magis yang kuat. Contoh tari tradisional rakyat adalah tari lengger, tari piring, tari angguk, dan tari rodat.

2. Tari Klasik

Tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton, tumbuh dan berkembang sejak zaman feodalisme, dan diwariskan secara turun temurun pada kalangan bangsawan.

Tarian ini berpedoman pada aturan tertentu dan memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam.

Tumbuh dan berkembang di lingkungan keraton, tarian ini disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dipakai.

Contoh tari tradisional yang masuk didalam kategori tari klasik di antaranya tari bedaya, gathotkaca gandrung, dan srikandi bisma.

3. Tari Kreasi Baru

Sesuai dengan namanya, tari kreasi baru merupakan tari klasik yang diaransemen dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, tapi tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Tari kreasi baru umumnya diciptakan oleh pakar seni tari.

Beberapa pakar tari yang menciptakan tari kreasi diantaranya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Contoh tari kreasi baru misalnya, tari merak, tari roro wilis, dan tari kupu-kupu.


Nah itu dia jenis tarian tradisional yang kumpulan ilmu bahas kali ini. Semoga setelah ini kamu jadi tahu dan bisa membedakan jenis tarian di sekitarmu ya.

Categories
Seni Budaya

Pakaian Adat Sumatera Selatan (Gambar dan Penjelasan)

Pakaian adat Sumatera Selatan dikenal juga dengan nama aesan gede.

Konon, pakaian adat ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang dulu pernah berkuasa di daerah Sumatera Selatan.

Antara pakaian pria dan wanitanya tidak begitu banyak perbedaan.


Pakaian Adat Sumatera Selatan


Aesan Gede

Aesan gede terbuat dari kain songket tenunan dengan benang yang berwarna keemasan atau keperakan dan ditempeli berbagai bebatuan yang berkilauan.

Mungkin saat ini penggunaan batu sudah banyak diganti dengan manik-manik atau batu imitasi, tapi dulunya pakaian ini memakai batuan asli.

Tak hanya itu, baik pria maupun wanita mengenakan alas kaki berupa selop yang juga terbuat dari kain songket.

pakaian adat sumatera selatan

Aksesori yang dipakai bersama aesan gede biasanya berupa perhiasan emas di tangan, kaki, maupun leher.

Selain itu, pakaian ini juga dilengkapi dengan pending atau lempengan emas di bagian pinggang.

Pemakaian emas saat ini mungkin sudah digantikan dengan perhiasan tembaga, melihat perhiasan pada pakaian adat ini berukuran cukkup besar.

Sumatera Selatan, khususnya Palembang memiliki berbagai macam pakaian adat tradisional sesuai dengan peruntukkannya.

Mulai dari pakaian adat kebesaran dimasa sultan Palembang, pakaian para pejabat masa lampau, pakaian kaum pria dan wanita, pakaian bayi baru lahir, pakaian anak sehari-hari, pakaian pengantin sunat, hingga pakaian untuk khatam alQur’an.

Zaman kesultanan Palembang sampai dnegan tahun 1850-an, seorang raja dan para pembesar kerajaan memakai tutup kepala.

Tutup kepala tersebut merupakan pakaian kebesaran yang disebut dengan tanjak. Tanjak terbuat dari kain tenunan atau batik yang diangken atau diperadan.

Untuk bajunya mereka menggunakan kebaya, tapi bukan kebaya seperti yang umum dipakai wanita.

Kebaya ini disebut dengan kebaya landoong atau kebaya pendek dan kelemkari atau kebaya panjang hingga bawah lutut.

pakaian adat sumatra selatan
image source: 3kencanafoto.com

Mereka juga memakai tutup dada seperti vest jaman sekarang yang dinamakan kutang serta celana panjang yang dinamakan celano belabas.

Kelengkapan pakaian ini juga ditambah dengan ikat pinggang yang disebut Badong.

Badong terbuat dari suasa, perak, maupun tembaga dan adapula yang dilapis dengan emas. Tak lupa juga keris sebagai tanda wibawa seorang pria.

Aesan Selendang dan Pak sang ko

Dahulu, saat anak laki-laki hatam al Qur’an mereka akan dipakaikan aesan selendang manteri.

Aesan selendang manteri terdiri dari celano belabas, kutang atau tangkep dada, baju kelemkari dengan pisin jubah, selendang, dan kain tajoong bumpak.

Sebelum dipakai untuk anak laki-laki hatam Al Qur’an dulunya aesan selendang manteri merupakan pakaian para mentri dan adipati.

Dimana selendang yang mereka pakai disilangkan dari atas pundak ke pinggang.

Bagi anak perempuan yang hatam Al Qur’an akan dipakaian pak sang kong yang juga biasa dipakai oleh pengantin wanita khas Palembang.

Pang sang kong untuk anak perempuan tentu ukurannya jauh lebih kecil. Sesuai dengan namanya, pakaian ini dulunya berasal dari Cina.

Adapun kelengkapan pakaian pak sang kong, diantaranya kain songket, baju kurung yang ditenun dengan motif dari benang emas, dan selendang songket.

Semua bagian dari busana pak sang kong berbahan dasar kain tenunan tradisional yang dihiasi dengan benang emas.

Anak perempuan juga mengenakan terompah yang dibuat dari klingkan.

Mengenai perhiasannya, pakaian ini ditambah dengan terate dari bahan beludru yang diberi bunga tabur emas, kaloong (kalung) tapak tajo, anting-anting, serta kalung anak ayam.

Ada juga perhiasan gelang kano, gelang sempuru, gelang gepeng, gelang bemato, gelang sekel (kaki), cincin kinjeng, dan sapu tangan kerincingan.

Tak hanya itu, pak sang kong juga dilengkapi dengan suri, soodoor, kembang cempako, tusuk snaggul atau yang dalam bahasa Palembang disebut dengan coocook geloong, gandek, soompeng, dan kembang ure.

Rambut anak-anak perempuan yang hatam Qur’an digelung dengan sebutan geloong malang.

Biasanya para anak-anak yang hatam Al Qur’an akan diantar orang tuanya ke Masjid untuk syukuran.

Baca juga : Pakaian Adat Sumatera Barat beserta Gambar dan Makna


Demikian penjelasan kami mengenai Pakaian Adat Sumatera Selatan. Semoga bermanfaat dan terimakasih.