Categories
Seni Budaya

Tari Jaipong Beserta Sejarah dan Gerakannya

Tari Jaipong – Diantara beragamnya tarian tradisional di Indonesia, kata “Jaipong” pasti sudah tidak terdengar asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak? Tarian ini berasal dari etnis atau suku terbanyak kedua yang ada di Indonesia, yakni Sunda.

Berdasarkan data dari indonesia.go.id suku Sunda merupakan suku terbanyak kedua (15,5%) setelah Jawa.

Tari Jaipong berasal dari daerah Jawa Barat. Tarian ini terkenal dengan gerakan lenggak-lenggok penarinya yang membuat para penonton terhibur.

Gerakan pada tarian ini terkenal energik dan unik, ditambah dengan unsur gerakan humoris yang mengundang gelak tawa penonton.

Banyak orang yang tanpa sadar ikut menari mengikuti gerak penari saat menyaksikan tari jaipong ini.


Sejarah Tari Jaipong


sabumiku.com

Tari jaipong lahir pada tahun 1970-an.

Jika melihat sejarahnya, tarian ini merupakan gabungan dari dari beberapa kesenian tradisional Wayang Golek, Pencak Silat, dan Ketuk Tilu.

Itulah kenapa gerakan pada tari ini energik, ceria dan humoris.

Ada dua nama besar yang disebut-sebut sebagai pencipta tari kebanggaan masyarakat Jawa Barat, yaitu Haji Suanda dan Gugum Gumbira.

Haji Suanda adalah seniman berbakat yang berasal dari Karawang.

Beliau memiliki talenta yang besar, sehingga ia mampu menguasai beberapa kesenian tradisional dari beberapa daerah khususnya Karawang.

Ketuk Tilu, Wayang Golek, Topeng Benjet, dan Pencak Silat adalah kesenian tradisional yang paling dikuasai Haji Suanda.

Pada tahun tahun 1976, Haji Suanda menggabungkan beberapa gerakan dari 3 kesenian yang ia kuasai tersebut.

Dari penggabungan tersebut terciptalah sebuah karya seni yang unik dengan gerakan yang begitu enerjgk.

Namun, pada saat itu pertunjukkan seni ini belum disebut dengan tari jaipong.

Pertunjukkan seni ini berhasil memikat minat banyak masyarakat sekitar.

Ditambah dengan iringan jenis musik yang bertenaga seperti degung, gendang, gong, dan alat musik ketuk lainnya yang menambah keseruan pertunjukkan seni gabungan ini.

Tidak sampai disitu, pengiring suara yang biasa dikenal dengan sebutan Sinden semakin menambah keelokan tarian ini.

Sampai saat ini suara khas Sinden menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri tarian ini.

Kemudian seorang seniman bernama Gugum Gumilar yang juga asli sunda menyukai gerakan tari yang diciptakan oleh Haji Suanda.

Setelah berhasil mempelajarinya Gugum Gumilar memperbarui kesenian tari tersebut dan menyebutnya dengan tari jaipong.

Masyarakat menyambut dengan baik tarian ini, hingga pada tahun 1979 tari jaipong mulai dikenal oleh banyak orang.


Gerakan Tari Jaipong


Berbeda dengan tarian lainnya yang memiliki kesan lembut dan gemulai, tari jaipong tergolong jenis tari yang bertenaga.

Meski begitu, tari ini juga bukan termasuk jenis tari yagn kasar.

Tari jaipong tetap terasa indah dengan gerakannya yang sederhana dan energik saat ditonton.

1. Gerak Bukaan

Sebagai gerakan pembuka, pada gerakan ini penari akan melakukan gerakan memutar sembari memainkan sebuah selendang yang ditaruh di lehernya dengan gerakan yang lemah gemulai dan mempesona.

2. Gerak Pencungan

Gerakan ini memiliki tempo yang lebih cepat. Jadi, gerak pencungan harus diiringi oleh alunan musik yang lebih semangat.

Tak jarang penonton ikut terbawa suasana dan ikut menari bersama karena gerakan ini.

3. Gerak Ngala

Gerakan ini terlihat seperti patah-patah dari satu gerakan ke gerakan yang lain dengan tempo yang sangat cepat.

Bagian ini merupakan gerakan yang paling khas dan banyak disukai penonton.

4. Gerak Mincit

Gerak ini merupakan gerakan pindahan dari satu bentuk tari ke gerakan tari lainnya.

Sekilas terlihat sama dengan gerakan ggala, sebetulnya gerakan mincit sangatlah berbeda.


Itu dia sedikit penjelasan mengenai tari jaipong yang merupakan tarian tradisional asal Jawa Barat ini.

Semoga apa kumpulan ilmu bahas kali dapat menjawab pertanyaan teman-teman pembaca semua. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya.

Originally posted 2020-12-27 14:00:03.

Categories
Seni Budaya

Kumpulan Lagu Daerah Kalimantan Tengah (Kalteng)

Lagu Daerah Kalimantan Tengah – Provinsi Kalimantan Tengah beribukota di Kota Palangka Raya dan terdiri dari 13 kabupaten dan 1 kota.

Secara administratif, pemerintahan di provinsi ini terdiri dari Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Seruyan, dan Kota Palangka Raya.

Kalimantan Tengah memiliki julukan Bumi Tambun Bungai dengan semboyannya Isen Mulang yang berarti Pantang Mundur.

Bagian utara dari provinsi ini terdiri dari Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan sedangkan bagian selatan merupakan rawa dan paya-paya serta dataran rendah.

Provinsi ini berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur, Barat, Selatan, dan Laut Jawa.

Berbagai macam vegetasi tropis mendominasi alam di daerah ini dikarenakan bentuk wilayahnya yang terdiri dari ragam wilayah pantai, dataran rendah dan paya, serta gunung atau bukit.

Salah satu hewan endemic yang masih banyak terdapat di Kalimantan Tengah adalah Orangutan khusunya di wilayah Taman Nasional Tanjung Putting.

Selain itu, terdapat pula keanekaragaman hayati lainnya seperti beruang, owa-owa, kera, bekantan, buaya, kukang, beruk, arwana, biota laut, bulus, burung rangkong, dan masih banyak lagi.

Sebagian besar wilayah di Kalimantan adalah hutan karena mendominasi sebanyai 80% wilayahnya.

Lahan yang luas tersebut pun didominasi oleh perkebunan kelapa sawit, karet, dan rotan rakyat.

Selain itu terdapat pula kekayaan tambang berupa batubara, zirkon, emas, dan besi.

Sebagian besar penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah adalah suku asli Kalimantan yaitu Suku Dayak yang mendominasi hampir 50% jumlah populasi di provinsi tersebut dan daerah pedalaman menjadi kawasan utama mereka.

Sebagian lainnya merupakan Suku Jawa yang tinggal di daerah transmigrasi dan Suku Banjar yang tinggal di daerah pesisir dan perkotaan.

Selain itu, terdapat pula suku lainnya seperti Etnis Melayu dan Etnis Madura.

Kalimantan Tengah juga terkenal dengan kekayaan budayanya seperti rumah adatnya yang memiliki arsitektur unik dalam rumah-rumah adat Rumah Betang, Rumah Baanjung, dan Rumah Betang Ba’anjung.

Terdapat pula berbagai macam alat musik tradisional seperti kecapi, rebab, gong, kangkanung, kendang, dan katambung.

Tarian-tarian khas yang berasal dari provinsi ini pun sangat menarik seperti Tari Hugo dan Huda, Putri Malawen, Tuntung Tulus, Giring-giring, Manasai, Balian Bawo, Balian Dadas, Mandau, dan lain sebagainya.


Lagu Daerah Kalimantan Tengah


Beberapa lagu daerah yang sarat akan makna dan menggambarkan budaya serta adat istiadat di daerah ini pun termaktub dalam lirik dan lagu yang indah berikut ini:

1. Mamangun Mahagu Lewu

Aku manyanyi manyampai kabujur
Maninting itah akan ije Kapakat
Pakat Mamangun Mahaga Lewu
Lewu maju kasanang maningkat

Tagal nahuang maraup amas
Lanting sedot mangarak baras
Himba pahewan lepah talampas
Metu karayap galabah uras

Reff:
Ela laya yo ela laya
Mamangun mahaga lewu
Sanang mangat eka kahimat
Bahu himba harajur ihaga

Lirik yang tercantum dalam lagu ini berisi suatu nasehat agar tidak lalai. Karena jika lalai maka akan terjadi lewu atau dalam Bahasa Indonesia berarti berantakan. Sehingga harus terus dibangun dalam diri kedisiplinan dan dijaga dari kelalaian.

2. Naluya

Hie isa yaro hanye hoan taro
Hie isa yanai hanye hoan tunai
Gersa hanye anak ku kalelo
Gersa hanye bun suku kahasan
Anakku kalele
Bun suku kakas an

Lirik yang termaktub dalam lagu Naluya ini mengandung makna dan nasehat yang bagus. Hal ini dikarenakan lagu ini mengajarkan anak untuk mandiri dan teratur. Sehingga lagu ini sangat bermanfaat untuk disampaikan dan diajarkan kepada anak-anak.

3. Tumpi Wayu

Tumpi wayu lapat wayu
Palit ira tangkuraran

Tumpi wayu lapat wayu
Palit ira tangkuraran

Tulak hanyu muneng aku
Kala wundrung balu bayan

Tumpi wayu tuku hiring
Lelek pangut lawung lanyung

Tumpi wayu tuku hiring
Lelek pangut lawung lanyung

Tulak hanyu muneng aku
Kala wundrung balu bayan

Lagu ini berkaitan erat dengan music dan komposisinya. Makna dari Tumpi Wayu sendiri adalah untuk memperkuat musik yang komposisinya disusun berdasarkan nilai-nilai budaya atau tradisi yang sudah turun temurun. Sehingga lagu atau musik yang dihasilkan akan lebih harmonis dan enak didengar.

4. Kalayar

Kalayar haut layu kai
Anak wuwut tudi hangwa wungan
I non habar takam masa ya ti
Siurah riwut kami ngirim lengan

Kalayar haut layu kai
Aron sia angan man taka
I non habar takam masa ya ti
Indonesia haut merdeka

5. Ka Danau

Kakare pahari handiai
Has umba mambesei akan danau
Mambesei manalih panatau
Panatau ain utusku

Manalih danau ngaju lewu
Mahapan rangkan je puna laju
Buli andau tulak hanjewu
Manenan rengge buwu

Besei abas yoh
Besei ka danau
Hayak manyanyi
Handiai

Besei abas yoh
Besei ka danau
Mite kahalap
Danau te

Lagu Ka Danau ini memiliki makna berupa ajakan untuk mendayung perahu ke danau dengan perasaan gembira.

Lagu ini berirama gembira dan menimbulkan semangat bagi siapa saja yang mendengarnya.


Demikian penjelasan kami mengenai Lagu Daerah Kalimantan Tengah. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Originally posted 2020-11-30 23:16:34.

Categories
Seni Budaya

Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat/NTB (Gambar dan Penjelasan)

Pakaian adat  Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa dibilang cukup variatif sesuai dengan suku yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat.

Baik suku Bima, Suku Sasak maupun orang Sumbawa memiliki pakaian adat tradisionalnya masing-masing.

Uniknya lagi ketiga suku terssebut memiliki perbedaaan pakaian adat yang cukup mencolok.


Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat


Baju Adat Suku Bima

Pertama adalah suku Bima. Wanita dari suku Bima memakai baju adat yang disebut rimpu.

Pakaian ini menggunakan atau terdiri dari dua lembar sarung tenun.

Satu sarung untuk menutup tubuh bagian bawah dan satunya lagi untuk menutup tubuh bagian atas, termasuk kepala.

Ada dua jenis rimpu yang ditemui di Suku Bima, yakni rimpu colo dan rimpu cili.

Rimpu colo diperuntukkan untuk wanita yang sudah menikah.

Pada bagian wajah rimpu ini terbuka sehingga wajah pemakainya dapat dilihat.

pakaian adat nusa tenggara barat

Sedangkan rimpu cili diperuntukkan bagi wanita yang belum menikah.

Bagian atas rimpu cili dipakai dengan menutupi hampir seluruh wajah.

Bisa dibilang rimpu ini mirip dengan niqab atau burqa.

Satu-satunya bagian yang terbuka hanya pada bagian mata si wanita saja.

Sementara kaum pria Bima hanya memakai sarung yang digulungkan di pinggang menutupi bagian pusar.

Sarung yang dipakai ini disebut juga tembe nggoli atau sarung songket.

Selain itu, pria Bima juga mengenakan sambola atau ikat kepala yang juga terbuat dari kain songket.

Baju Adat Suku Sasak

Selanjutnya ada pakaian tradisional dari suku Sasak. Wanita suku Sasak memakai pakaian yang disebut lambung.

Bahan dasar untuk membuat lambung adalah kain pelung. Bentuk kerah dari pakaian ini berbentuk huruf V (V-neck).

Pada bagu kanan mereka terdapat selendang yang terbuat dari kain songket.

Coraknya senada dengan ikat pinggang yang biasa disebut sabuk anteng.

Aksesori lain yang digunakan para wanita adalah gelang, gelang kaki perak, serta anting-anting bulat.

pakaian adat nusa tenggara barat

Pria suku Sasak memakai busana yang dikenal dengan sebutan pegon dengan ikat pinggang yang disebut leang atau dodot.

Leang atau dodot ini terbuat dari songket bermotif benang emas. Fungsi dari ikat pinggang ini adalah sebagai tempat untuk menyelipkan keris.

Selain itu, pria Sasak juga mengenakan ikat kepala yang disebut sapuk.

Terdapat beragam jenis sapuk, mulai dari sapuk untuk kegiatan sehari-hari hingga untuk upacara adat.

Biasanya sapuk untuk harian terbuat dari kain tenun biasa, sedangkan untuk upacara adat memakai songket motif benang emas.

Pakaian Adat Sumbawa

Kemudian ada pakaian adat dari Sumbawa. Dimana para wanita Sumbawa mengenakan baju lamung berlengan pendek yang mirip baju bodo dari Sulawesi.

Atasan ini bersulamkan benang emas yang dibentuk motif bunga.

Bawahannya mereka menggunakan tope belo (rok panjang) dan tope bene (sejenis rok pendek). Kedua rok tersebut digunakan secara bertumpuk dengan rok pendek dibagian luar.

Keduanya juga dihiasi oleh sulaman motif bunga.

Pelengkap atau aksesori yang digunakan, antara lain ponto (gelang), hiasan kepala yang dilengkapi kembang goyang, kida sanging (sapu tangan), serta kalung juga anting.

pakaian adat nusa tenggara barat
beautiful-indonesia.umm.ac.id

Laki-laki Sumbawa mengenakan atasan yang disebut gadu atau baju lengan panjang yang berwarna hitam.

Tak lupa baju ini juga dihiasi sulaman benang emas bermotif bunga. Kemudian diberi tambahan kain simbangan yang diselempangkan menyilang.

Umumnya, kain simbangan ini berwarna merah dengan sulaman bermotif bunga.

Untuk bawahannya, mereka menggunakan celana panjang dengan giasan di pinggir kaki celana serta tope (semacam rok).

Tope ini terbuat dari kain lembut bersulamkan benang emas.

Kepala mereka juga menggunakan pasigar, yakni semacam penutup atau ikat kepala dari kain yang dilipat seperti kipas.

Dari ketiga macam busana adat diatas, dua diantaranya (baju suku Sasak dan Sumbawa) masih dipakai sebagai busana pengantin untuk saat ini.

Sementara baju adat dari suku bima jarang sekali digunakan untuk pesta perkawinan tradisional orang NTB.

Meskipun begitu, masih ada orang Bima yang menggunakan pakaian adat tersebut.

Baca Juga: Pakaian adat Gorontalo


Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat/ NTB

Originally posted 2020-11-29 08:40:54.

Categories
Seni Budaya

Tari Serampang Dua Belas (Paduan Kesenian Portugis dan Melayu)

Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh seniman asli Sumatera Utara, yang kerap dipanggil Guru Sauti, pada tahun 1940.

Tari ini tercipta dan berkembang di Kabupaten Deli Serdang.

Saat Guru Sauti masih hidup, tarian ini pernah menjelajah ke negara-negara Asean, bahkan hingga Jepang, Cina, dan ke beberapa negara Eropa.

Menurut beberapa sumber, salah satu sejarah terciptanya tarian ini adalah karena kegelisahan Sauti dan OK Adram melihat tarian pada masa itu yang hanya berupa tarian lepas kurang makna dan sebagai stimulasi untuk kegembiraan atau upacara semata.

Bersamaan dengan itu Soekarno pun sedang gencar-gencarnya berupaya menggantikan tarian-tarian dansa yang saat itu bernuansa kebarat-baratan.

Pada waktu itu melalui surat resmi pada tahun 1955, Soekarno meminta daerah-daerah mengirimkan tarian untuk dipopulerkan.

Maka kemudian Guru Sauti menawarkan Serampang Dua Belas.

blogkulo.com

Awalnya Tari Serampang Dua Belas diperkenalkan ke masyarakat dengan nama Tari Pulau Sari.

Nama ini disesuaikan dengan lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.

Namun karena memiliki gerakan yang cepat orang-orang merasa tarian ini kurang cocok diberi nama Tari Pulau Sari.

Karena biasanya nama tarian yang diawali kata “pulau” bertempo rumba, seperti tari Pulau Kampai dan Tari Pulau Putri.

Kemudian sekitar tahun 1950-1960, tari ini diubah ulang oleh Guru Sauti. Sampai saat ini tarian ini dikenal dengan Tarian Serampang Dua Belas.

Tari Serampang Dua Belas mengisahkan tentang perjalanan sepasang kekasih berawal dari pandangan pertama hingga diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua pasangan.

Itulah kenapa tarian ini biasa ditampilkan oleh dua orang yang berpasangan.

Meski begitu, pada awal perkembangannya tarian ini hanya boleh dipentaskan oleh laki-laki.

Karena pada masa itu, perempuan yang tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya dianggap sebagai hal yang sangat tabu.


Gerakan Tari Serampang Dua Belas


Gerakan Tari Serampang Dua Belas merupakan perpaduan dari gerak antara Portugis dan Melayu Deli dengan 12 macam gerakan yang dimiliki. Yakni gerakan:

1. Tari Permulaan

Menceritakan sikap pemuda dan gadis saat pertama kali bertemu. Gerakan ini menonjolkan perasaan canggung atau risih dari sang gadis, dan juga rasa penasaran oleh pemuda.

2. Tari Berjalan

Menceritakan mulai tumbuhnya perasaan diantara keduanya, namun masih ada rasa canggung.

3. Tari Pusing

Gerakan yang menceritakan perasaan kasmaran keduanya yang semakin membuncah.

4. Tari Gila

Penari berlenggak-lenggok hingga terhuyung menceritakan tentang perasaan yang sedang mabuk kepayang

5. Tari Sipat

Penari gadis berlenggak-lenggok dan memainkan mata menceritakan respon sang gadis kepada pria. Gerak ini menceritakan gadis tersebut menunjukkan ketertarikan dan berkeinginan menjalin suatu hubungan.

6. Tari goncat-goncet

penari melangkah seirama menceritakan sang pemuda sudah menerima isyarat gadis dan segera menuturkan isi hati

7. Tari sebelah kaki

Gerakan ini menyiratkan kesepahaman sepasang pemuda atas isyarat-isyarat yang mereka kirimkan.

8. Tari langkah tiga

Melompat 3 kali ke depan atau ke belakang mengungkapkan perasaan gembira kedua pasangan yang telah saling mengenal dan keyakinan diri kedua pasangan untuk hidup bersama.

9. Tari melonjak

Sebagai simbol menunggu restu kedua orang tua.

10. Tari datang-mendatangi

sepasang penari saling mendekat dengan diikuti 2 kelompok penari, menyiratkan proses pinangan.

11. Tari Rupa

Menceritakan proses mengantar kedua mempelai menuju pelaminan. Menyiratkan perasaan sukacita yang begitu besar

12. Tari sapu tangan

masing-masing penari mengeluarkan sapu tangan, serta menyilangkan sapu tangan tersebut yang mana sapu tangan keduanya terkait.

Sapu tangan yang terkait berwarna cerah melambangkan sepasang kekasih yang tak akan terpisahkan.


Demikianlah bahasan mengenai Tari Serampang Dua Belas pada kali ini.

Sebagai penutup kumpulan ilmu ingin mengingatkan teman-teman untuk selalu bangga dan turut serta dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang begitu luar biasa keindahannya.

See you on the next chapter everyone! 😊

Originally posted 2020-11-29 03:26:57.

Categories
Seni Budaya

Pakaian Adat Riau Lengkap Gambar dan Maknanya

Pakaian adat Riau dikenal sebagai pakaian adat Melayu Riau, hal ini dikarenakan masyarakat Riau memang kebanyakan adalah orang suku Melayu. Ada beberapa macam dari pakaian adat Melayu yang ada di Riau tergantung daerah asalahnya.


Pakaian Adat Riau


Pakaian adat Melayu Riau yang menjadi baju tradisional masyarakat Riau berbeda-beda tergantung daerahnya. Ada baju adat Melayu Siak, baju adat Melayu Indragiri, Baju adat Melayu Bengkalis, maupun baju adat Melayu Kampar. Meski berbeda, secara garis besar bentuk pakaiannya hampir sama satu dengan yang lain.

Baju adat Melayu Riau ini memiliki berbagai macam jenis, seperti baju kurung laboh, baju cekak musang, baju teluk belanga, baju kurung tulang belut, dan baju kebaya pendek. Fungsi dan pemakaian masing-masing baju tersebut berbeda-beda.

Pakaian Pria Riau

Terdapat dua jenis pakaian sehari-hari yang dikenakan oleh pria Melayu. Pertama adalah baju teluk belanga. Dan kedua adalah cekak musang. Teluk belanga merupakan pakaian longgar tanpa kerah. Baju ini hanya memiliki satu kancing atau butang baju.

pakaian adat riau
image source: twitter.com

Berbeda dengan teluk belanga, kalau untuk baju cekak musang kerahnya tinggi. Biasanya ada lima butang baju atau kancing pada pakaian jenis ini. Dua buah pada kerah tegak, sedangkan tiga lainnya pada bagian dada baju cekak musang.

Sebagai bawahan para pria memakai celana yang ditutupi dengan kain sarung. Sarung yang dililitkan di pinggang tersebut dinamakan kain sampin. Panjang kain sampin disesuaikan dengan usia serta kedudukan si pemakai.

Bagi pemuda yang belum menikah, panjang kain sarungnya berada diatas lutut. Sementara untuk lelaki yang sudah menikah panjang sarungnya persis sebatas lutut. Pria yang berkedudukan tinggi dan terpandang, panjang kain sampinnya adalah satu telempap (telapak tangan) di bawah lutut. Sedangkan untuk pemuka agama, panjang kainnya adalah dua telempap atau sejengkal di bawah lutut.

Pada bagian kepala mereka, para pria memakai tanjak. Tanjak ini juga terdapat berbagai macam, sebut saja tanjak elang melayang, tanjak ikat laksmana, dan tanjak menyongsong angin. Warna dan cara mengenakan tanjak juga amat bervariasi.

pakaian adat riau
image source: riau1.com

Busana Wanita Riau

Para wanita Melayu Riau untuk sehari-hari mengenakan baju kurung dengan sarung atau kain sebagai bawahannya. Cara memasang kainnya pun berbeda-beda, tergantung status perkawinan si wanita. Untuk mereka yang masih gadis atau belum menikah, muka kain ditempatkan pada bagian depan.

Bagi perempuan yang sudah menikah dan masih memiliki suami, maka muka kain diletakkan di bagian belakang. Bagi para perempuan yang menjadi istri patut-patut atau orang yang terkemuka, bagian muka kain diletakkan sebelah kanan. Sedangkan perempuan yang telah menjanda, muka kainnya diletakkan di sebelah kiri.

Busana Pengantin

femmylollyasriwijaya.blogspot.com

Pengantin laki-laki Riau memakai celana dan baju berlengan panjang dengan bagian leher cekak musang. Mereka juga memakai mahkota yang disebut dengan desto serta hiasan bunga di bagian belakangnya dan disebut tajuk mayang mengurai. Tak lupa mreka juga menggunakan kalung bersusun tiga serta kain tanjak sebatas lutut yang umumnya bermotif banji siku kaluang.

Pengantin wanitanya berkain songket merah dengan kebaya panjang atau kebaya labuh yang juga terbuat dari songket merah. Diatas kepala mereka juga mengenakan penutup dari kain beledu hitam yang bertabur manik serta kembang goyang dan sunting. Ada tiga buah kalung bunga matahari dan kalung lintin naga yang mereka pakai. Semua terbuat dari emas, begitu juga dengan gelang tangannya.

Kain tenun atau songket dari daerah Riau yang terkenal adalah tenun Siak dengan motif siku keluang. Tenun Siak yang asli menggunakan kain berbahan sutra dan benang berwarna emas. Warna merahnya berasal dari buah kesumba.

Seiring berkembangnya zaman, pembuatan kain Siak juga mengalami banyak perbahan. Sutra yang awalnya merupakan bahan dasar kain, kini tergantikan dengan bahan katun dan benang emas. Warna dasarnya adalah warna nila dengan hiasan berupa motif bunga panah.

 

 

 

 

Baca juga : Pakaian adat jawa barat

 

Keyword: Pakaian Adat Riau Lengkap

Originally posted 2020-08-07 08:21:23.