Categories
Seni Budaya

Pakaian Adat Sumatera Barat (Gambar dan Makna)

Pakaian adat Sumatera Barat yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau ada banyak macamnya.

Diantara pakaian adat yang ada terdapat pakaian pria yang sering disebut sebagai panghulu dan bundo kanduang untuk pakaian wanitanya.


Pakaian Adat Sumatera Barat


Panghulu dan bundo kanduang merupakan pakaian adat Sumatra Barat yang umum dipakai saat upacara pernikahan orang Minangkabau.

Bagi masyarakat Minangkabau, panghulu sebagai pakaian pria memegang peranan penting.

Oleh karena itu, panghulu dianggap sebagai pakaian kebesaran.

Baju Panghulu untuk Pria Sumbar

Baju panghulu untu pria memiliki beberapa kelengkapan, diantaranya ada destar, baju dan sarawa, sasampiang, cawek atau ikat pinggang, serta sandang.

Tak hanya itu, panghulu juga dilengkapi dengan keris dan tongkat.

Destar pada panghulu merupakan tutup kelapa yang digunakan dengan cara dililitkan sesuai asal dan kedudukan si pemakai.

Destar raja di daerah pesisir dinamakan cilieng manurung, sedangkan untuk raja alam dinamakan dandan tak sudah.

pakaian adat sumatera barat

Warna baju dan sarawa (celana) pakaian panghulu adalah hitam. Dimana warna hitam melambangkan kepemimpinan.

Bagian lengan baju dihiasi dengan benang makao yang berwarna emas atau perak. Pada baju panghulu tidak terdapat kerah.

Sasampiang pada panghulu, merupakan sehelai kain yang dililitkan seperti sarung dengan panjang mulai dari pinggang hingga ke lutut.

Kain ini biasanya berwarna merah yang juga dihiasi dengan benang makao. Cawek atau ikat pinggang yang digunakan biasanya terbuat dari kain berbahan sutra.

Ukuran panjang cawek atau ikat pinggang haruslah lima kali dari ukuran lebarnya. Di bagian ujung cawek biasanya diberi hiasan pucuk rebung.

Kelengkapan terakhir dari panghulu adalah sandang yang merupakan sehelai kail segiempat mirip selendang. Sandang dipakai dengan cara diselempangkan di bahu.

Baju Bundo Kanduang untuk Wanita Sumbar

Pakaian adat Sumatera Barat untuk wanita disebut juga dengan baju bundo kanduang.

Kelengkapan yang ada pada pakaian adat ini, antara lain ada tengkuluk, baju kurung atau baju batabue, kodek, selendang, serta terompah.

Tengkuluk adalah penutup kepala yang terbuat dari kain songket tenun dan bentuknya mirip tanduk kerbau seperti halnya rumah gadang.

Ujung dari tengkuluk bentuknya beraneka ragam tergantung asalnya.

Tengkuluk di Kabupaten Agam memiliki ujung yang runcing. Di Payakumbuh bagian ujungnya pepat, dan di Kabupaten Tanah Datar memiliki tandung yang bertingkat.

pakaian adat sumatra barat

Baju batubue atau baju kurung merupakan baju dengan bentuk yang panjang dan longgar.

Terdapat hiasan sulaman benang emas dengan motif bunga emas pada baju ini. Motif tersebut disebut juga dengan tabua.

Tabua pada baju kurung melambangkan kekayaan alam tanah Minangkabau. Pada ujung lengannya terdapat jahitan tepi yang disebut dengan minsia.

Dimana minsia melambangkan bahwa wanita atau pemakai bundo kanduang harus selalu berhati lapang dan sabar dalam menghadapi segala persoalan.

Sebagai bawahan baju batabue para wanita menggunakan sodek atau kain sarung. Sarung ini terbuat dari kain balapak atau songket tenunan dari Pandai Sikek.

Hiasan pada kain sarung ini terbuat dari benang emas atau perak yang dibentuk motif bunga, daun, maupun garis-garis geometris. Sementara bagian tepinya diberi motif pucuk rebung.

Kelengkapan Bundo Kanduang

Berikutnya ada selendang yang juga terbuat dari kain balapak.

Cara memakai selendang ini adalah dengan diselempangkan dari bahu kanan ke bagian bawah tangan sebelah kiri.

Terakhir ada selop sebagai alas kaki. Selain terompah, bundo kanduang juga dilengkapi dengan kampie, yakni kantung kecil tempat menaruh sirih pinang. Kantung ini terbuat dari bahan beledu.

image source: suduikminang.wordpress.com

Tidak hanya tengkulung pada bundo kanduang saja yang memiliki perbedaan di tiap daerah.

Baik pakaian panghulu maupun bundo kanduang memiliki perbedaan tergantung daerahnya masing-masing.

Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki pakaian adat orang tua dan pakaian adat orang muda yang juga berbeda antara laki-laki dan perempuan di setiap daerahnya.

Sumatera Barat juga memiliki pakaian adat untuk anak-anak dan juga pakaian untuk pencak silat.

Mendengan kata pencak silat pasti teringat aktor Iko Uwai yang juga berasal dari Sumatra Barat dan tentunya jago pencak silat bukan.


Demikian penjelasan kami mengenai Pakaian Adat Sumatera Barat. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Originally posted 2020-12-29 06:34:01.

Categories
Seni Budaya

6 Pakaian Adat Sulawesi Utara (Gambar dan Penjelasan)

Pakaian adat Sulawesi Utara sebenarnya ada bebagai macam, tapi salah satu pakaian adat yang paling menonjol adalah baju adat dari Sangihe Talaud.

Masyarakat Sangihe Talaud mengenakan pakaian berbahan dasar serat kofo yang dipintal dan dijadikan benang.


Pakaian Adat Sulawesi Utara


Pakaian adat Sulawesi Utara yang berasal dari Sangihe Talaud terbuat dari kofo, yakni tumbuhan sejenis pohon pisang.

Serta dari kofo inilah yang nantinya diolah dengan cara dipintal dan dijadikan benang sebagai bahan pembuat kain.

Baju Adat Sangihe Talaud

Wanita Sangihe Talaud memakai pakaian adat berupa laku tepu, yakni semacam baju terusan dengan panjang sampai ke betis.

Bentuknya hampir mirip dnegaan baju kurung atau baju tunik jaman sekarang.

Bagian leher laku tepu berbentuk V atau dengan kata lain kerahnya memiliki model V-neck.

Kain yang digunakan sebagai bawahan disebut dengan kahiwu.

pakaian adat sulawesi utara
image source: docplayer.info

Sebagai pelengkap pakaian adat mereka, wanita Sangihe Talaud mengenakan bandang.

Fungsi dari bandang itu sendiri adalah sebagai selendang.

Cara memakai bandang adalah dengan meletakkannya di bahu sebelah kanan dan mengikat bagian ujungnya di pinggang sebelah kiri.

Cara pemakaiannya mirip dengan selempang yang disematkan saat menerima penghargaan sebuah lomba atau sejenisnya.

Pria Sangihe Talaud juga memakai pakaian laku tepu, meskipun begitu bentuknya berbeda dengan yang dipakai oleh para wanita.

Kerah dan panjang bajunya memiliki perbedan dengan laku tepu untuk wanita.

Pada baju pria, bagian leher atau kerahnya berbentuk setengah lingkaran dengan panjang baju sampai ke bagian tumit dan pada bagian pinggang diikatkan selembar kain.

Daripada tunik, baju ini lebih mirip dress panjang atau gamis.

pakaian adat sulawesi utara

Tak lupa, pria Sangihe Talaud juga memakai ikat kepala yang disebut dengan paporong.

Paporong ini terbuat dari kain kofo dan mereka juga memakai ikat pinggang yang disebut dengan popehe.

Selain laku tepu, daerah Sulawesi Barat masih memiliki pakaian adat lainnya yang berasal dari daerah Bolaang Mongondow.

Baju Adat Bolaang Mongondow

Baju adat dari Bolaang Mongondow untuk wanitanya menggunakan kebaya atau salu dengan bawahan berupa kain.

Hiasan yang mereka pakai antara lain kembang goyang untuk mempercantik sanggul serta hiasan leher.

pakaian adat sulawesi utara

Sementara para prianya memakai baju atau baniang, celana, serta sarung tenun. Mereka juga memakai ikat kepala yang dinamakan mangilenso.

Mangilenso ini bentuknya mirip ikat kepala yang biasa dipakai orang Melayu.

Tak lupa ikat pinggang yang terbut dari tembaga atau kuningan dan juga keris yang diselipkan pada bagian pinggang atau di sabuknya.

Pakaian Adat Minahasa

Selain itu, masih ada baju adat dari daerah Minahasa. Dimana pakaian prianya memiliki kemiripan pakaian dengan pria Bolaang Mongondow.

Meskipun begitu, pria Minahasa tidak memakai tambahan sarung tenun sebatas lutut dan ikat pinggang.

Bagian pinggangnya hanya dililitkan selembar kain.

Untuk ikat kepalanya hampir mirip dengan mangilenso, hanya saja ujung runcingnya lebih pendek.

pakaian adat ssulawesi utara
image source: sukupos.com

Berbeda dengan prianya, para wanita Minahasa memakai pakaian tradisional yang dinamakai karai momo atau wuyang.

Bagian atas untuk pakaian ini sedikit mirip kebaya jadul dengan bagian bahu yang sedikit menggelembung.

Atasan ini bermodel kebaya lengan panjang dengan warna putih yang bersulamkan gambar bunga paddi serta bunga kelapa.

Keunikan dari wuyang atau karai momo ini terletak pada rok yang bagian bawahnya melebar.

Betuk bawahan ini mirip dengan rok duyung atau ekor ikan duyung yang melebar dibagian bawah dengan bagian atas yang sempit.

Uniknya lagi, kain untuk bawahan ini juga bersulamkan motif sisik ikan, sehingga bentuknya benar-benar mirip ekor putri duyung.

Itulah sedikit penjelasan tentang pakaian adat Sulawesi Utara yang berasal dari beberapa daerah yang ada di sana.

Ketiga pakaian diatas, baik yang berasal dari Sangihe Talaud, Bolaang Mongondow, maupun yang dari Minahasa sama-sama kekayaan busaya milik Sulawesi Utara.

Baca Juga : Pakaian Adat Riau


Demikian penjelasan kami mengenai Pakaian Adat Sulawesi Utara. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Originally posted 2020-12-29 06:19:52.

Categories
Seni Budaya

Tari Seudati (Sejarah, Ciri Khas, Gerakan dan Pakaian Penari)

Tari Seudati – Aceh, negeri yang dikenal dengan negeri “Serambi Mekkah” ini terkenal akan kebudayaannya yang Islami.

Hal ini ini karena Aceh merupakan pintu masuknya Islam ke wilayah Nusantara sehingga kebudayaan Islam sangat kental disana.

Salah satu aspek yang paling kental dengan nuansa Islami adalah tarian tradisional Aceh.

Tarian menjadi salah satu media yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Aceh.

Untuk lebih mengenal tarian ini, berikut beberapa uraian singkat mengenai Tari Seudati.


Sejarah Tari Seudati


id.wikipedia.org

Tari seudati mulanya tumbuh di desa Gigieng, yaitu sebuah desa di Kabupaten Pidie.

Konon, tarian ini sudah ada sejak dahulu kala dimana tarian ini disebut dengan ratoh atau ratoih.

Seudati termasuk dalam tarian suka yang awalnya digunakan sebagai tari pembuka pada acara sabung ayam dan digunakan untuk menyambut malam bulan purnama dimana masa panen telah tiba.

Dalam pementasan, biasanya didalam tarian terdapat suatu alur cerita yang menceritakan kisah-kisah suka cita yang tercermin dari gerakan-gerakan tarian seudati dan narator yang dibawakan dalam bahasa setempat yaitu bahasa Melayu dialek khas Aceh.

Namun, seiring dengan masuknya agama Islam di Aceh, tarian ini menjadi salah satu media penyebaran agama (dakwah) kepada masyarakat setempat.

Hal ini terlihat dari digunakannya beberapa istilah yang identik dengan agama Islam seperti kata Syeh yang berarti pemimpin, Syair yang berarti nyanyian dan saman yang berarti delapan.


Ciri Khas Tari Seudati


Tari Seudati memiliki ciri khas berupa kebersamaan, suasana tarian yang gembira, dan heroik.

Tarian ini tidak menggunakan alat musik seperti tarian tradisional lainnya yang membutuhkan alat musik untuk mengiringi tarian.

Sebagai gantinya, para penari yang akan menggantikan irama alat musik dengan cara menjentikan jari, menghentakan kaki, menepuk dada dan membawakan syair-syair yang dihaturkan oleh dua orang narator yang dikenal nama dengan Aneuk Syahi.

Syair-syair yang dibawakan oleh narator bertema keagamaan dan terkadang memberikan informasi terkini mengenai pembangunan di Propinsi Aceh.

Penari Seudati

Penari Seudati dibawakan oleh penari pria berjumlah 7-8 penari. Kemudian 8 penari tersebut membawakan tokoh-tokoh seperti :

a. Syeikh (pimpinan)
b. Apet (wakil)
c. Apet bak (Anggota ahli)
d. Apet Sak ( Anngota ahli)
e. Apet Uneun (Anggota biasa)
f. Apet wie (Anggota biasa)
g. Apet Wie abeh (Anggota biasa), dan
h. Apet Unuen abeh (Anggota biasa)

Ragam Gerak Tari Seudati

Seperti yang telah dijelaskan, tari seudati sangat mengandalkan gerakan tubuh para penarinya dimana pada permulaan tarian dilakukan dengan tempo yang lambat.

Namun, lama-kelamaan, tempo gerakan tarian ini akan semakin cepat mengikuti ritme irama yang disuarakan oleh para penari.

Gerakan-gerakan yang ada pada tarian ini adalah gerakan tangan yaitu meliputi gerakan melakukan ketipan jari (Ketrep jaroe), gerakan Tepukan dada (dhiet), gerakan jerak tangan.

Selanjutnya tarian ini juga terdapat gerakan kaki seperti gerakan hentakan kaki yang disesuaikan dengan irama yang dibuat oleh para penari.

Gerakan-gerakan tersebut harus dilakukan dengan kompak dan selaras antara gerakan tangan dan gerakan kaki.

Gerakan tari Seudati dari awal sampai akhir adalah diawali dengan gerakan Nyap, selanjutnya disambung dengan gerakan Langkah, gerakan Rheng, Lingiek/Asek, gerakan Keutheet, Dhiet, Ketrep Jaroe dan diakhiri dengan gerakan hentakan kaki.

Pakaian Penari

Para penari yang menarikan tarian ini menggunakan baju dan celana berwarna putih. Pemilihan warna putih didasarkan kepada arti warna putih yaitu melambangkan kesucian.

Atribut pelengkap lainnya adalah penari menggunakan ikat kepala yang berwarna merah yang melambangkan keberanian.


Nah, itulah beberapa ulasan mengenai tari seudati, tarian tradisional Aceh ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Originally posted 2020-12-29 05:46:54.

Categories
Seni Budaya

Tari Topeng Klana Khas Daerah Cirebon (Sejarah dan Musik)

Tari Topeng – Ragam budaya Indonesia sangatlah melimpah, salah satu diantaranya adalah seni tari tradisional yang pada tiap-tiap daerah memiliki ciri khas nya sendiri.

Seni tari tradisional digunakan sebagai media untuk mengekspresikan rasa keindahan dan kelembutan yang ada pada diri manusia.

Selain itu, seni tari juga memiliki fungsi lain. Yakni seperti mitos yang dapat berfungsi untuk menentukan perilaku atau norma dalam meneruskan adat istiadat dan nilai-nilai kebudayaan pada suatu daerah tertentu.

Tari Topeng Klana merupakan salah satu seni tari tradisional yang berasal dan sudah mengakar cukup lama di Cirebon, Jawa Barat.

Tari ini sudah lahir bahkan sejak berdirinya keraton Cirebon dan diwariskan secara turun-temurun oleh garis keturunan yang menciptakan tarian tersebut.


Sejarah Tari Topeng Klana


garudacitizen.com

Tari Topeng Klana adalah salah satu jenis tarian yang memiliki nuansa spiritual dimana di dalamnya terdapat nilai-nilai religius.

Nilai religius ini karena dikarenakan tarian ini dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat menciptakan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Menurut sejarah, tari topeng berasal dari kata “Taweng” dimana ini memiliki arti menutupi atau tertutupi.

Konon, tarian ini juga sudah ada sejak Kerajaan Majapahit dan sudah berkembang di kota Cirebon.

Dahulu digunakan sebagai media penyebaran agama Islam oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga di lingkungan keraton.

Adapun karakter-karakter yang ada pada tarian ini merupakan perwujudan dari watak manusia yang serakah, penuh amarah, ambisius dan sifat-sifat gelap lainnya yang secara alami ada pada diri manusia.

Klana, adalah salah satu karakter yang ada pada tari tersebut. Tokoh Klana seringkali diinterpretasikan dengan tokoh Rahwana atau Raksasa.

Tokoh ini pada tari topeng merupakan inti dari pertunjukan dimana tarian ini dimainkan dengan sangat gagah, kasar, ganas, dinamis, dan penuh nafsu.

Para dalang biasanya menyebut tokoh Rahwana dengan sebutan Menakjingga, yang digambarkan sebagai tokoh penuh murka.


Pertunjukan Tari Topeng Klana


Secara umum, bentuk topeng klana adalah memiliki hidung panjang, mata yang terbuka lebar (melotot), tidak memiliki gigi bawah, memiliki kumis dan rambut, dan menggunakan hiasan kepala (jamang).

Topeng klana ini terdiri dari beberapa jenis seperti barong (besar dan galak), golek (kecil tapi galak), drodos (besar, bodoh dan lucu), dan wringut (kecil dan kejam).

Namun biasanya yang paling diminati adalah jenis golek dan wringut.

Saat pementasan, Tari Topeng Klana memiliki empat gaya tarian yaitu Klana saja, Klena Dursasana, Klana Udeng, dan Klana Kiprahan.

Topeng Klana saja (Klana biasa) biasanya saat pementasan diiringi oleh lagu gonjing dan bertempo dodoan (pelan).

Klana Dursasana diiringi oleh lagu samarangan yaitu biasanya dicirikan dengan gerakan tangan dinaikkan keatas dan kepala yang menengadah yang menunjukkan sikap keangkuhan.

Klana Udeng memiliki ciri gerakan ragam rudat.

Pada Klana Udeng juga menggunakan ikat kepala dengan diiringi lagu dermayuan.

Dan terakhir adalah Klana Kiprahan dimana memiliki ciri khas banyak menggunakan ragam gerak yang berpindah tempat sembari menggerakkan tangan diatas dan diiringi lagu bendrong.

Alat Musik Pengiring Pertunjukan Tari

Seperti tarian-tarian tradisional lainnya, tari topeng Klana diiringi oleh alat musik saat pementasan.

Ada beberapa alat musik yang digunakan dalam mengiringi tarian ini yaitu

  • satu pangkon saron,
  • satu pangkon bonang,
  • tiga buah gong (Kiwul, Sabet, dan Telon),
  • satu pangkon titil,
  • satu pangkon kenong,
  • dua buah kemanak,
  • satu pangon jengglong,
  • satu pangkon ketuk,
  • seperangkat alat kendang (ketiping, kepyang dan gendung)
  • satu pangkon klenang,
  • dan seperangkat alat krecek.

Perpaduan dari beberapa alat musik ini menghasilkan irama musik yang khas dan membuat tari topeng Klana menjadi lebih menarik dan meriah.

Sehingga akan membuat penonton terbawa kedalam suasana pentas.


Itulah beberapa ulasan mengenai Tari Topeng Klana, yaitu salah satu Tari Topeng yang berkembang di Cirebon, Jawa Barat.

Semoga bisa menambah wawasan kita bersama dan membuat kita semakin mencintai budaya lokal kita

Originally posted 2020-12-29 05:28:47.

Categories
Seni Budaya

Tari Merak (Sejarah, Ciri Khas dan Gerakannya)

Tari Merak – Halo sahabat kumpulan ilmu!! Kali ini kita akan mengulas salah kesenian Indonesia yang cukup terkenal dari daerah Jawa Barat.

Selain budaya tradisional, Indonesia juga kaya akan budaya modern yang tentu saja menarik untuk dipelajari juga.

Jika Jaipong khas dengan keunikan gerakannya yang energik dan ceria karena perpaduan dari Seni Wayang Golek, Ketuk Tilu, dan Pencak Silat.

Terbentuk menjadi tari tradisional yang menarik untuk ditonton karena ciri khas gerak tariannya seolah mengekspresikan kehidupan seekor burung.

Tari ini dikenal dengan sebutan “Tari Merak” karena gerakannya yang terinspirasi dari tingkah laku burung Merak.

Sebagaimana kita ketahui, burung merak merupakan salah satu burung yang sangat menawan karena bulunya yang indah. Hal inilah yang membangkitkan ketertarikan dan rasa penasaran.

Tari Merak juga sudah dikenal hingga ke mancanegara. Tarian ini sempat ikut serta dalam kancah internasional pada acara Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung dan acara Expo di Amerika Serikat.

Tarian ini tidak mengandung tarian tradisional rakyat ataupun tradisional klasik. Termasuk salah satu jenis tarian modern (kontemporer).

Maksudnya adalah gerakan yang ada pada tarian merak ini diciptakan dengan bebas menggunakan kreasi sendiri.

Bagi masyarakat Jawa Barat, tarian modern ini merupakan tarian kebanggaan nasional mereka.


Sejarah Singkat Tari Merak


keluyuran.com

Tari merak berasal dari daerah bumi Pasundan. Pada tahun 1950-an seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Soemantri menciptakan sebuah gerakan tari.

Tarian ini pun mulai dikenal masyarakat setelah pertama kali dipertunjukkan di Gedung Schouwburg Concordia (Gedung Merdeka) dalam acara Konferensi Asia Afrika pertama di era presiden Soekarno.

Sesuai dengan namanya, tari merak memang merupakan implementasi dari kehidupan burung merak.

Gerakan tarinya menggambarkan tingkah laku burung Merak Jantan saat ingin memikat burung merak betina.


Ciri khas dan Gerak Tari Merak


antarafoto.com

Lagi-lagi sesuai dengan namanya, kostum atau motif busana yang digunakan penari pun menyerupai bentuk dan bulu merak yang asli.

Kostum ini juga disertai dengan sepasang sayap yang mirip ekor burung merak yang sedang dikembangkan. Penari juga memakai hiasan kepala berupa mahkota yang melambangkan kepala Merak.

Gerakan pada tarian ini sangatlah gemulai, sangat mirip dengan tingkah laku burung merak jantan yang sedang memikat burung betina.

Tarian ini dilakukan secara berpasangan, ada yang berperan sebagai merak jantan dan merak betina.

Sambil diiringi musik para penari menggerakkan tubuhnya dengan gemulai layaknya seekor burung merak.

Gerakan yang dibawakan penari terlihat sangat mempesona hingga mampu membuat suasana pertunjukan menjadi ceria dan istimewa.

Tidak heran mengapa tarian ini bisa sampai ke kancah internasional dan masih sering ditampilkan pada acara tingkat nasional maupun internasional sampai saat ini.

Tari Merak biasanya ditampilkan pada acara-acara penyambutan, seperti pada acara pernikahan atau acara resmi kenegaraan.

Selain itu, tari merak juga banyak ditampilkan pada event-event nasional/internasional atau festival budaya.

Perubahan Tari Merak

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1965 tarian ini mengalami perubahan dari gerakan asli ciptaan R. Tjetjep Soemantri yang dimodifikasi seniman lain bernama Dra. Irawati Durban Arjon.

Kemudian direvisi kembali pada tahun 1985, selama sekitar 20 tahun. Kemudian tahun 1993 tari Merak diajarkan kepada Romanita Santoso.

Ditetapkan Sebagai Ikon Jawa Barat

Tahun 2015 diadakan festival tari merak untuk memperingati 50 tahun usia tarian ini sekaligus dideklarasikan sebagai “ikon Jawa Barat”.

Dengan diadakannya acara ini, semakin mempertegas tarian ini sebagai tarian asli dan hak milik Indonesia sebagai upaya menghindari pengambil alihan oleh negara lain.

Dalam waktu bersamaan seniman Bali menciptakan tari manuk rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan tari merak.

Selain itu acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti kontes fotografi, seminar dan acara seru lainnya.

Acara ini ternyata sangat efektif dalam upaya melestarikan kesenian daerah Jawa Barat.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya unsur kebudayaan dan keseniannya.

Tidak sedikit warga asing yang terpikat oleh Indonesia karena kekayaan budayanya yang sangat beragam.

Bahkan tidak jarang fenomena perebutan hak milik kebudayaan terjadi antara Indonesia dengan negara serumpun.

Seperti kesenian baju batik yang sempat diaku-aku oleh negara tetangga.

Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang cinta negerinya dan segala yang dimiliki negeri ini patut turut serta dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.


Demikian pembahasan kita kali ini, sampai ketemu di artikel berikutnya!

Originally posted 2020-12-29 05:17:21.